KETAPANG, MENITNEWS.id – Membanggakan. Altel tenis meja asal Ketapang berhasil menorehkan prestasi di ajang ASEAN Para Games 2022 di Solo, Jawa Tengah. Cici Juliani (20), atlet disabilitas asal Ketapang berhasil menyumbangkan emas dan perunggu pada ajang yang diikuti 11 negara tersebut.
ASEAN Para Games 2022 berlangsung di Solo, mulai 30 Juli lalu. Kejuaraan ini diikuti 11 negara Asia Tenggara, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Ada 14 cabang olahraga yang dipertandingan pada ASEAN Para Games 2022. Mulai dari catur, para panahan, para-athletics, boccia, para powerlifting, para-swimming, tenis kursi roda, bola basket kursi roda, goalball, CP football, hingga sitting volleyball.
Mewakili Indonesia di cabang olahraga tenis meja, dara kelahiran Ketapang, 5 Juli 2002 ini meraih emas pada nomor beregu dan medali perunggu pada nomor perorangan TT 10.
Andi Yusandi, Ketua NCP Indonesia Cabang Ketapang, bersyukur atas capaian anak asuhnya tersebut. “Ini membuktikan atlet-atlet Ketapang mampu bersaing di kancah nasional, bahkan internasional. Cici juga berhasil menjadi juara III pada Internasional Youth Para Games di Bahrain,” jelasnya.
Andi menjelaskan, pasca kejuaraan Para Game Solo ini, Cici akan diproyeksikan untuk dapat mengikuti olimpiade. “Kami sedang berjuang mencarikan sponsor agar Cici lebih banyak mengumpulkan poin dari banyak kejuaraan. Mudah-mudahan akan ada bapak angkat yang bersedia,” harapnya.
Sementara itu, kakak Cici, Mutia, mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan adiknya. “Dia memang hobi olahraga, bahkan dari kecil hobinya bermain sepakbola. Ketika duduk di bangku kelas 5 SD, dia gemar bermain bulutangkis, bahkan pernah mengikuti perlombaan di sekolah,” kata Mutia.
Cici yang memang gemar berolahraga akhirnya benar-benar menekuni tenis meja saat duduk di bangku kelas 2 SMP. “Saat itu dia mengikuti O2SN tingkat kabupaten mewakili sekolahnya, yakni SMPN 6 Ketapang. Saat mengikuti perlombaan itu, dia berkompetisi dengan peserta yang memiliki fisik normal,” ungkapnya.
“Ketika kelas 3 SMP, dia menjadi juara O2SN. Saat itulah, Bang Andi, melihat Cici ini dianggap memiliki bakat. Potensinya bagus. Dari situlah kemudian dia dilatih selama enam bulan dan diikutsertakan mengikuti perlombaan tenis meja khusus difabel di Bandung, Jawa Barat. Pada turnamen ini, Cici mendapatkan juara III,” lanjutnya.
Saat di Bandung ini, Cici bertemu dengan seseorang dan mengajak bergabung ke sekolah khusus difabel. Cici pun mau dan melanjutkan pendidikannya di SMAN 8 Surakarta. Selain itu, Cici juga bernaung di Sekolah Khusus Olahraga Difabel (SKOD).
Sejak bergabung di SKOD, Cici beberapa kali mengikuti kejuaraan internasional. Di antaranya di Thailand dan Bahrain. Ketika di Bahrain, Cici berhasil membawa pulang medali perunggu. Selain di luar negeri, Cici juga sering mengikuti kejuaraan di dalam negeri. Salah satunya di Jakarta dan berhasil mendapatkan medali emas.
Prestasi yang baru ditorehkan itu adalah ASEAN Para Games 2022. Cici mendapatkan emas di nomor beregu. Sementara di nomor tunggal, Cici berhasil menyabet perunggu. “Sejak bergabung ke Pelatnas, Cici jarang pulang, karena sibuk berlatih dan mengikuti kejuaraan. Sudah satu tahun lebih tidak pulang,” papar Mutia.
Meski demikian, keluarga senantiasa mendukung dan mendoakan agar Cici bisa terus menorehkan prestasi dan membanggakan keluarga, Ketapang, dan Kalimantan Barat. “Meski jarang pulang, kami selalu mendukung. Semoga ini menjadi jalan menuju kesuksesannya,” harap Mutia.
Cici merupakan anak dari pasangan Hajeri dan Kartina. Dia anak kedua dari dua bersaudara. Cici menyelesaikan sekolah dasar di SDN 08 Sungai Awan, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 6 Sukabagun. Sempat bersekolah SMAN 3 Ketapang selama enam bulan, Cici akhirnya menyelesaikan pendidikannya di SMAN 8 Surakarta. (*)